Skip to main content

LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI SEDIAAN APUS DARAH TEPI

LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI SEDIAAN APUS DARAH TEPI
Judul                : Evaluasi Sediaan Apus Darah Tepi
Tujuan :
  1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami teknik serta cara melakukan evaluasi darah tepi.
2.    Tujuan Khusus
·         Untuk menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit serta mencari adanya parasit..
·         Untuk menilai terjadinya anemia berdasarkan morfologi sel eritrosit
Prinsip :
Pemeriksaan gambaran darah tepi dapat dilakukan di counting areal dengan pembesaran objektif 100 x dengan minyak emersi selanjutnya dilihat masing-masing morfologi selnya.
Metode
Metode yang digunakan yaitu pemeriksaan dengan sediaan kering secara mikroskopik dengan pewarnaan giemsa 1 : 9.
Dasar Teori        
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang merupakan bagian terpenting dalam system transport. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu ada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai: pembawa oksigen(oksigen carrier), mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostatis. Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu plasma darah yang merupakan bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah, sedangkankan butir darah (blood corpuscles) terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit.
      Pada pembentukan eritrosit yang melalui tahapan sebagai berikut eritroblast, basophilic normoblas, policromatofilik normoblast, asidofilik normoblas, retikulosit dan eritrosit. Namun hanya retikulosit yang ditemukan pada darah tepi pada keadaan normal. Sedangkan pada pembentukan leukosit (jalur mieloid) pada awalnya mieloblast menjadi progranulosit (neutrofil), eosinofil maupun basofil selanjutnya menjadi promielosit kemudian menjadi metamielosit. Semua aktifitas ini secara normal dijumpai dalam sumsum tulang dan pada perkembangan di darah tepi akna menjadi stab/band serta segmen. Sedangkan trombosit terbentuk dari pecahan sitoplasma megakarioblast (Anonim, 2010).
            Darah dapat dibuat preparat apus dengan metode supra vital yaitu suatu metode untuk mendapatkan sediaan dari sel atau jaringan yang hidup. Sel-sel darah yang hidup dapat mengisap zat-zat warna yang konsentrasinya sesuai dan akan berdifusi ke dalam sel darah tersebut, selanjutnya zat warna akan mewarnai granula pada sel bernukleus polimorf (Anonim, 2012).
Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritosit, leukosit, dan trombosit dan mencari adanya parasit seperti malaria, tripanasoma, microfilaria dan lain sebagainya. Sediaan apus yang dibuat dan dipulas dengan baik merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil yang baik (Arjatmo Tjokronegoro, 1996).
Dasar dari pewarnaan Romanowsky adalah penggunaan dua zat warna yang berbeda yaitu Azur B (Trimetiltionion) yang bersifat basa dan eosin y (tetrabromoflurescein) yang bersifat asam. Azur B akan mewarnai komponen sel yang bersifat asam seperti kromatin. DNA dan RNA. Sedangkan eosin y akan mewarnai komponen sel yang bersifat basa seperti granula eosinofil dan hemoglobin. Ikatan eosin y pada Azur B yang bergenerasi dapat menimbulkan warna ungu, dan keadaan ini dikenal sebagai efek Romanowsky giemsa efek ini sangat nyata pada DNA tetapi tidak pada RNA sehingga menimbulkan kontras antara inti yang berwarna untuk sitoplasma yang berwarna biru (Arjatmo Tjokronegoro, 1996).
Bahan pemeriksaan yang terbaik adalah darah segar yang berasal dari kapiler  atau vena, yang dihapuskan pada kaca obyek. Pada keadaan tertentu dapat pula digunakan darah EDTA. (Arjatmo Tjokronegoro, 1996)
Kriteria preparat yang baik :
  1. Lebar dan panjangnya tidak memenuhi seluruh kaca benda sehingga masih ada tempat untuk pemberian label.
  2. Secara granulapenebalannya nampak berangsur-angsur menipis dari kepala ke arah ekor.
  3. Ujung atau ekornya tidak berbentuk bendera robek.
  4. Tidak berulang-ulang karena bekas lemak ada di atas kaca benda.
  5. Tidak terputus-putus karena gerakan gesekan yang ragu-ragu.
  6. Tidak terlalu tebal (karena sudut penggeseran yang sangat kecil) atau tidak terlalu tipis (karena sudut penggeseran yang sangat besar).
  7. Pewarnaan yang baik (Imam Budiwiyono 1995).
Jenis Apusan darah:
  1. Ciri-ciri sediaan apus darah tipis yaitu lebih sedikit membutuhkan darah untuk pemeriksaan dibandingkan dengan sediaan apus darah tebal, morfologinya lebih jelas, dan perubahan pada eritrosit dapat terlihat jelas.
2.    Ciri-ciri sediaan apus darah tebal yaitu lebih banyak membutuhkan darah untuk pemeriksaan dibandingkan dengan sediaan apus darah tipis, jumlah selnya lebih banyak dalam satu lapang  pandang, dan bentuknya tak sama seperti dalam sediaan apus darah tipis (Imam Budiwiyono 1995).
PROSES EVALUASI SAEDIAAN APUS DARAH TEPI
A.   Pra Analitik
1.    Persiapan pasien:
·         Tidak ada persiapan khusus
2.    Persiapan sampel:
·         Darah kapiler atau darah vena yang di beri antikoagulansia dan di campur hingga homogen
3.    Alat dan Bahan:
a.    Alat :
·                 Objek glass
·                 Spoit
·                 Torniquette
·                 Rak pewarnaan
·                 Pipet tetes
·                 Pipet ukur
·                 Mikroskop
b.    Bahan :
·         Kapas alkohol
·         Larutan giemsa 1 : 9
·         Methanol
·         Darah EDTA/kapiler
·         Aquadest
·         Tissue
B.   Analitik
Cara Kerja :
1)    Disiapkan alat dan bahn yang akan di gunakan.
2)    Di ambil darah kapiler atau darah vena yang kemudian di campurkan dengan antikoagulansia lalu di campur hingga homogen.
3)    Di ambil sedikit darah lalu di teteskan pada ujung objek glass sebanyak satu (1) tetes, kemudian diambil objek glass lain untuk melakukan hapusan dengan cara menggeserkannya dengan dipertahankan sudut 30-45o.
4)    Apusan darah yang telah di buat dikeringkan di biarkan mengering di udara.
5)    Sediaan yang telah kering di letakkan diatas rak pewarnaan, kemudian difiksasi dengan methanol selama 5 menit.
6)    Dibuang kelebihan methanol kemudian di tutupi dengal larutan giemsa 1 : 9 selama 30 menit.
7)    Di buang kelebihan giemsa kemudian di bilas dengan aquadest.
8)    Sediaan di letakkan tegak pada rak pengering
9)    Sediaan yang telah kering siap di periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif 100x dengan tambahan setetes oil immersi.
C.   Pasca Analitik
Pada evaluasi kelainan eritrosit di temukan morfologi eritrosit dengan:
·         Bentuk (shape)    : anisositosis
·         Ukuran (size)      : normositik
·         Warna (staining) : hipokromia
                  



 

Comments

Popular posts from this blog

Cara pemeriksaan test Kehamilan dengan Plano test

Cara pemeriksaan test Kehamilan dengan Plano test Cara pemeriksaan test Kehamilan dengan Plano test a. Pengertian : Bahan yang mengandung anti HCG untuk mendeteksi kadar HCG dalam urine b. Metode : Strip c. Tujuan : Untuk mengetahui apakah seseorang positif hamil atau tidak. d. Prinsip : Strip tes kehamilan dimasukkan dalam urine lalu dilihat hasilnya, apabila pada strip urine                    muncul 1 garis berati negative dan apabila muncul 2 garis maka positif. 1. Pra analitik      a. Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus      b. Persiapan sampel : Urine       c. Alat dan Bahan :           Alat :           a. Strip tes kehamilan one mid           b. Botol          Bahan :   ...

Cara Pemeriksaan Kolesterol dengan Metode Dipstik

Cara Pemeriksaan Kolesterol dengan Metode Dipstik Tujuan            : Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh Prinsip Kerja : Strip test diletakkan pada alat, ketika darah diteteskan pada zona reaksi test strip, Metode          : Metode Dipstick Sampel          : Darah Kapiler Alat dan Bahan :      a. Autoclick      b. Blood Lancet      c. Kapas Alkohol      d. Strip Cholesterol      e. Alat Easy Touch Cara Kerja :      a. Siapkan alat dan bahan      b. Pasang strip test pada alat      c. Kemudian lakukan fungsi kapiler menggunakan autoclick      d. Sentuhkan ujung jari yang ditusuk pada zona reaksi pada strip      e. Tunggu ±25 detik hingga hasil akan muncul pada mon...